RSS

Menghindari Kekerasan Sejak Dari Rumah


Rumah adalah sekolah pertama bagi anak-anak dan orang tua adalah guru bagi mereka. Seringkali kasus-kasus kekerasan di sekolah, bullying dan sekedar mengejek yang dilakukan oleh anak-anak yang mengalamani kekerasan sejak dari rumah. Untuk itu diperlukan orang tua sejak dari rumah perlu mempersiapkan “bekal” agar anak-anak tidak menjadi pelaku kekerasan. Berikut langkahnya 
dari saya yang belum menjadi orang tua tapi hobi mengamati :

1. Perbaiki kebiasaan berkomunikasi.
Anak-anak yang terbiasa berbicara kasar di sekolah biasanya bermula dari kebiasaan di rumah. Seringkali saya melihat, anak-anak yang biasanya mengejek dan melakukan kekerasan secara verbal adalah anak yang terbiasa menerima perlakuan serupa dari rumah. Karena jika diperhatikan, anak-anak yang tidak terbiasa berkata-kata kasar di rumah, akan kebingungan dan kehabisan kata-kata jika menghadapi anak yang menyerangnya secara verbal. Untuk itu, para orang tua perlu memperbaiki kebiasaan komunikasi dengan anak-anak agar mereka terbiasa melakukan hal yang serupa. Perbaki kata-kata dalam berkomunikasi dengan mereka dan perbaiki intonasi.
Ketika kita berbicara, hal yang paling mudah ditangkap oleh otak adalah intonasi nada bicara dan gestur. Jika para orang tua memberitahukan sutau hal kepada anak-anak tapi dengan emosi maka yang ditangkap oleh anak-anak adalah emosinya.

2. Ajarkan dampak logis dari sebuah perbuatan
Pernah saya memperhatikan, seorang anak yang menumpahkan minumannya kesebuah lemari, diberi tahu ayahnya dengan alasan yang masuk akal agar tidak menumpahkan minuman lagi. Ayahnya berbicara bahwa jika minuman yang ditumpahkan akan mengakibatkan lemari menjadi lapuk/ keropos sehingga nantinya mereka tidak akan mempunyai lemari yang bagus lagi.
Anak-anak berada pada pikiran konkret yang membutuhkan penjelasan dan alasan yang masuk akal menurut versi mereka jika mereka melakukan kesalahan. Karena tiba-tiba dimarahi untuk alasan yang mereka lakukan tanpa memberi tahu konsekuensinya adalah kurang tepat sehingga kemungkinann besar mereka akan melakukan kesalahan mereka lagi dan dalam lingkungan sosial, mereka kurang bisa mentolerir kesalahan orang lain dan terkadang ikut memarahinya jika yang melakukannya adalah teman mereka.

3. Hindari pertengkaran di depan anak
Pertengkaran orang tua wajib/ harus dilakukan dibelakang anak-anak. jika anak-anak mengetahui atau terbiasa melihat ibunya terbiasa ngomel kepada bapaknya atau bapaknya terbiasa mengejek ibu di depan anak, maka akan sangat mudah sekali dicontoh oleh anak-anak. ingat, anak-anak adalah plagiat terbaik.

4.    Mempersilahkan anak untuk mengajak temannya kerumah.
Meminta anak-anak untuk mengajak temannya untuk bermain dirumah adalah salah satu cara agar orang tua bisa mengenali cara bersosialisasi anaknya dengan teman-teman sebayanya. Jika ada yang kurang tepat yang dilakukan anak terhadap temannya maka diskusikan kemudian.

 5. Biasakan berdiskusi sejak dini
Menasehati tentu baik, tapi lebih baik jika didiskusikan dengan anak karena diskusi akan membuat anak-anak lebih terbuka dan melatih kemampuan  berfikir mereka sehingga solusi yang diharapkan akan keluar dari mulut anak sendiri.
Pertama, ajak anak mengenali suatu masalah, lalu tanyakan pada mereka “kalau begitu sebaiknya gimana dong?” “kalau kamu menjadi dia, apa yang akan kamu lakukan?” atau “gimana ya caranya agar temanmu tidak tersinggung dengan ucapanmu?” “gimana ya caranya agar temanmu lebih banyak lagi?”

6.   Menghindari bullyng
Biasanya anak-anak korban bully adalah “anak baik-baik” yang tidak terbiasa melawan ketika berhadapan dengan anak-anak yang terbiasa melakukan kekerasan.
Cara sederhananya adalah mengajarkan anak-anak untuk menghindar dari sipelaku. Jika berada dalam satu kelas, caranya adalah menjauhkan posisi dari mereka.

7. Ajar anak untuk memberi dan berempati
Biasanya pelaku bully adalah anak-anak yang terbiasa dengan kekerasan sejak dari rumah baik kekerasan secara verbal maupun secara fisik dan kurang mendapat perhatian orang tua. Mengajarkan anak memaafkan atau “menjinakkan” pelaku bully terkadang tidak mudah tapi ini perlu dilakukan. Caranya adalah, anak perlu mendekati pelaku bully dan memberikannya sebuah mainan atau makanan sehingga anak tersebut akan luluh. Tapi dampak lainnya adalah adanya pemalakan untuk selanjutnya. Nah jika ini terjadi, minta anak tersebut untuk diajak kerumah, biar orang tua bisa mengenali karakter si anak dan mengidentifikasi langkah selanjutnya.

8.  Luangkan waktu untuk mendengar curhatan anak
Orangtua yang sibuk tentu membuat anak-anak kebingungan hendak menceritakan permasalahnnya kepada siapa. Apalagi untuk ukuran anak yang pendiam dan tertutup. Anak-anak akan kesulitan menemukan teman curhat jika orangtua tidak meluangkan waktu untuk mereka.
Luangkan waktu ketika magrib dengan mereka, temani anak membuat PR dan dengarkan ceritanya disekolah.

Nah, sekian tips dari saya, semoga bermanfaat untuk para orang tua. Kuncinya adalah kemauan kita untuk terus belajar menjadi orang tua terbaik untuk anak-anak kita. 

Catatan di #ramadhan 19

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar