RSS

Tafakur Waktu (bag 2-selesai)


Hidup ini dibiarkan mengalir sajabegitu kata beberapa orang yang sering saya dengar. Hmmm...kalau dipikirkan sih memang waktu itu mengalir, setiap detiknya tidak ada yang abadi, tapi apakah lantas kehidupan disamakan dengan waktu? Dibiarkan mengalir aja?.

Ibu saya pernah mengejek motto Hidup ini dibiarkan mengalir sajaini ketika jargon ini meluncur dari mulut sepupu saya. Ibu saya beranggapan, kalau hidup dibiarkan mengalir ya habislah dia, ga ada yang nyangkut. Mending air sungai, mengalir menuju lautan, jelas tujuannya. Lha kalau kehidupan manusia mau dibiarkan mengalir kemana? Sementara waktunya telah semakin sedikit karena dibiarkan mengalir terus. Makjleb!😱

Jargon ini memang masih banyak penganutnya, saya mungkin dulu juga pernah memiliki jargon ini walau masih setengah-setengah (kagak ikhlas dikatakan pengikut penuh, wkwk :P). Ternyata prinsip ini juga dianut oleh bagi sebagian mereka yang pacaran namun belum bisa menentukan arah hubungannya udahlah, jalanin saja dulubegitu kira-kira. Lha kalau menjani saja tanpa arah bukannya itu kesia-siaan belaka?.

Ibarat jalan-jalan ke suatu daerah yang sudah lama kita impikan dan sekarang mendapat kesempatan untuk mengunjunginya (mungkin diberi esempatan untuk pertama dan terakhir kalinya). Ga ingin kan perjalanan kita sia-sia berlalu saja, nah makanya kita sudah mencari info dulu sebelum bepergian: objek wisata yang terdekat dan menarik dimana saja, berapa keuangan yang diperlukan, mau menginap di hotel mana. Semua perjalanan, Backpaker dan perjalanan mewah sepertinya memang harus ada planning yang jelas walau nanti disesuaikan dengan kondisinya.

Setiap penciptaan menurut saya mempunyai tujuan yang jelas dan telah ditakdirkan Tuhan. Hanya saja, terkadang Tuhan suka bermain-bermain dengan kita selaku manusia, Dia membiarkan kita kebingunan mencari arah dan tujuan hidup kita walau sudah dijelaskan dalam Al-Quran bahwa tujuan penciptaan manusia adalah untuk menyembah (mengabdi) kepadaNya yang diamanatkandalam tugas kita sebagai Khalifah di muka bumi ini.  Tugas kita ini meliputi tugas terhadap diri sendiri, tugas terhadap keluarga, tugas terhadap lingkungan sosial, tugas terhadap alam. Semua lengkap dalam Al Quran.

Tapi sungguh, dulu saya kesulitan menemukan makna hidup yang singkat ini. Saya tahu bahwa semuanya akan berakhir di Yang Maha Kekal. Tapi sungguh dulu saya pernah galau, bertaya tanya kepada diri sendiri Untuk apa kita hidup toh akhirnya mati? Buat apa kita terlarut dalam kesenangan kalau toh pada akhirnya kita tidak terus-terusan berada di dalamnya? Lalu apa esensi kehadiran manusia didunia kalau pada akhirnya binasa (mati)?.

Ehmmm kalau mengingat itu dulu, wkwk, ternyata masa muda saya penuh kegalauan juga ternyata. Itu terjadi ketika saya mahasiswa. Bukan karena saya yang muda ini tidak banyak kegiatan dikampus. Bukan karena saya yang muda dulu tidak punya banyak teman. Bukan karena saya yang muda dulu ini apalah apalah. Saya yang muda dulu ini (sekarang semoga masih muda, cieee maksa) punya banyak kegiatan kok dikampus dan punya banyak teman, namun selalu pertanyaan tersebut berkeliaran dikepala saya. 

Pernah dulu saking bosannya, saya jalan-jalan sendiri ke Kaliurang, memasuki kampung penduduk, dan bertemu dengan mbah mbah yang sudah tua. Mbah ini kelihatan nyaman sekali dengan kehidupannya: bertani, menjemur dedaunan, dan melakukan pekerjaan pekerjaan yang biasa dilakukannya. Saya yang muda dan galau ini ngobrol ngobrol panjang dengan mbah dan main kerumahnya. Disana saya sampai seharian. Itu saja lantas saya pulang dengan tenang dan damai. Namun sungguh saya belum menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan saya.

Saya merasa mulai tercerahkan ketika membantu korban erupsi Merapi. Bahagia rasanya menolong mereka. Bahagia rasanya dapat membuat anak-anak ini tertawa. Ah ternyata makna hidup bagi saya adalah sederhana: bermanfaat. Semoga ya ^_^.  Sekarang saya menambahkan sedikit semoga bermanfaat dalam kebaikan. Tambahan lagi Semoga bermanfaat dalam kebaikan karena Alloh dan untuk Alloh. 😇💓

*nasehat untuk diri sendiri, di # 2 Ramadhan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar