Lamuntet, desa yang
terletak di kaki bukit ini menjadi daerah penempatan saya selama setahun
ini. Daerah yang terletak paling ujung kecamatan Brang Rea, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat ini dikelilingi oleh
bebukitan yang mengandung emas sehingga saya juga menjuluki Lamuntet dengan
sebutan “Negeri Berbukit Emas”. Hal ini membuat sebagian besar penduduknya
bekerja sebagai penambang. Bukan hanya penduduk sekitarnya saja ternyata, tapi
juga dari Lombok dan bahkan banyak penambang yang berasal dari Jawa Barat. Mungkin
ini juga salah satunya yang menyebabkan masyarakat Lamuntet begitu terbuka dan
ramah terhadap pendatang.
Banyu, tempat wisata anak-anak Lamuntet, begitu alami dan mempesona |
Sungai Lamuntet yang lebar dan dangkal |
Dinamakan kecamatan
Brang Rea yang berarti sungai besar karena sebagian besar wilayah di Kecamatan
ini banyak dilalui oleh sungai yang besar dan lebar, termasuk salah satunya
yang mengaliri Lamuntet. Disinilah kita bisa menemukan keceriaan dan kebebasan anak-anak Lamuntet. Pada sore hari atau
sepulang sekolah mereka akan mandi kesungai ini, terjun bebas, tertawa lepas, dan
mencipratkan air dari kaki-kaki kecil mereka. Lamuntet juga mempunyai tempat
wisata yang menarik ni, yakni Banyu yang terletak sekitar 2 KM dari
perkampungan. Banyu adalah air terjun yang bertingkat-tingkat dan bisa dinaiki karena
batunya yang tidak licin.
Jika kita tinggal di Lamuntet
lebih lama, kita akan menemukan dan dapat menyaksikan kebudayaan khas Samawa, diantaranya
budaya Barodak untuk pengantin yang akan menikah dan diiringi oleh alat musik
tradisional yakni Gong Genang dan Serunai. Barodak berarti luluran. Odak atau
lulur ini berasal dari bahan-bahan alami yang akan dilumuri kepada kedua calon
penganten. Selain itu, orang Lamuntet mempunyai kebiasaan yang unik selama
bercocok tanam di sawah.Ya! para petani ini yang berjumlah sangat banyak akan
memenuhi sawah untuk bertanam padi
sampai semuanya berhasil ditanam. Selain menghemat waktu, juga bisa
meningkatkan kerjasama.Hmmm...benar-benar budaya yang harus dipertahankan ya!
Murid saya yang sedang literasi ketika musim tanam tiba |
0 komentar:
Posting Komentar