Selain deadline ODOP, tulisan ini saya
tulis setelah membaca tulisan Coach Hasbi, ahli parenting di www.hasbiparenting.com yang berjudul “Memilih Sekolah”.
Disana kira-kira dituliskan beberapa pertimbangan para orangtua untuk memilih
sekolah bagi buah hatinya. Ada alasan taraf nasional/internasional, ada yang
mempertimbangkan full day, biaya masuk, guru-guru serta visi misi sekolah dan
alasan-alasan lainnya.
Bagi saya, yang belum berkeluarga dan
belum mempunyai anak ini, tentu memilih sekolah bagi anak-anak adalah hal
kesekian kalinya yang akan diperbincangkan. Tapi ternyata itu tidak setelah
saya menjadi guru dan terlibat pelatihan pendidikan sejak beberapa tahun yang
lalu. Ternyata berbicara bagaimana memilih sekolah dan alternatif pendidikan
bagi anak adalah berbicara perihal karakter,
akhlak dan moral anak karena sekolah pada hakekatnya adalah rumah kedua bagi
anak-anak sehingga diharapkan orangtua harus memperhatikan aspek tersebut dalam
memilih sekolah.
Mungkin memilihkan sekolah adalah
perkara yang mudah bagi sebagian orangtua, cukup sekolahkan di sekolah
terdekat, atau jika punya uang berlebih dan ingin output yang bagus, sekolahkan
anak di sekolah yang ternama. Begitulah kira-kira singkatnya. Pengalaman saya
selama 6 bulan belakangan ini yang rutin mengunjungi sekolah dan mengobservasi
guru-guru mengajar, memberikah keresahan tersendiri dihati ini (ceileehh).
Bagaimana tidak, sudah menjadi rahasia umum bahwa di sekolah Negeri sering
terjadi bullyng baik oleh teman-teman, kakak-kakak kelasnya, maupun oleh
beberapa oknum guru itu sendiri dan ini membuat resah para para orangtua,
walaupun sudah ada ada beberapa Sekolah Negeri yang aman dari bullyng.
Ketika saya berkunjung ke sekolah
swasta atau yayasan, fenomena lain saya rasakan adalah ketika jadwal sekolah
yang full day dari pagi sampai siang menjadikan sekolah ini seolah-olah tempat
penitipan bagi anak-anaknya sementara orangtuanya bekerja. Ah, saya baru
merasakan full day ketika SMA saja merasa capek ketika sudah sampai dirumah,
apalagi ini anak-anak usia SD yang notabene berada pada fase usia bermain.
Selain kekhawatiran-kekhawatiran yang
wajib diketahui oleh para orang tua, berikut adalah tips memilihkan sekolah
bagi buah hati:
1.
Kenali
anak anda
Ini adalah hal yang paling utama yang
mesti dilakukan oleh orang tua sebelum memilihkan sekolah untuk mereka.
Orangtua perlu mengenali bakat dan potensi si kecil agar tidak salah pilih
sekolah. Jika perlu, tanyakan padanya dimana dia mau bersekolah dengan
mengemukakan kelebihan masing-masing sekolah.
2. Survey
beberapa sekolah.
Fenomena-fenomena yang ada di sekolah
wajib diketahui oleh para orangtua. orangtua mesti survey ke sekolah (negeri
maupun swasta) baik ketika anaknya mencarikan beberapa alternatif dimana
anaknya akan bersekolah maupun ketika anak telah bersekolah. Survey ini
tujuannya adalah membentuk pengetahuan kita tentang lingkungan sekolah yang
sesuai dengan anak sehingga kita bisa memilihkan yang cocok untuk mereka.
3
3. Sekolah
bukan tempat penitipan anak.
Menjadi orangtua dengan kesibukan yang
padat terkadang membuat kita memilihkan sekolah yang full day bagi anak-anak.
Tidak ada salahnya memilihkan sekolah full day bagi anak jika dirasa anak-anak
mampu. Namun, yang perlu dicatat adalah meskipun anak-anak seharian berada di
sekolah, bukan berarti para orangtua bisa lega dan berlepas tangan dan
mempercayakan semuanya kepada guru mereka. Ingat ya, perhatian satu orang guru
dengan banyak siswa tidak akan cukup.
Saya pernah dicurhatin oleh seorang
guru yang mengajar di full day school bahwa
mereka sering ditanya oleh para wali murid tentang perkembangan anak mereka
bahkan terkadang dituntut. Beberapa wali murid pernah bertanya ke si guru
tersebut kenapa anaknya tidak pernah diberikan PR dan juga beberapa orangtua
bertanya kenapa anaknya tulisannya jelek dan minta bimbingan si guru agar
tulisan anaknya bisa bagus. Dalam hati saya berkata, “Hello! Apa kalian tidak tahu capeknya bersekolah di full day school
dan sekarang malah meminta agar anak kalian membuat PR?kalian pikir anak kalian
robot yang bisa mengerjakan banyak hal dan lantas nanti setelah dewasa bisa
sukses sesuai dengan pikiran kalian dan membuat kalian bangga?”
Ah, walaupun saya bukan guru, tapi saya
sedikit emosi kalau udah mendengar tuntutan para orangtua terkait hal-hal
sepele ini. Ingat ya, anak-anak tetaplah manusia yang mesti dihargai sebagai
makhluk individu yang mempunyai keinginan sendiri.
4 4. Hormati
hak bermain anak
Sejauh pengamatan saya, full day school
ada dua macam, full day dengan mengajarkan banyak mata pelajaran kepada siswa
dan full day dengan belajar paruh waktu dan separuhnya lagi fokus kepada
pengembangan diri dan minat. Ada baiknya memilih jenis yang kedua karena saya
rasa belajar banyak hal tidak perlu bagi anak, namun yang diperlukan bagi
mereka adalah belajar sesuai dengan hobi dan minat mereka sehingga ketika
mereka belajar mereka seakan-anak merasa bermain.
5
5. Peranan
orangtua tetap yang paling utama
Sebagus apapun sekolah yang dipilihkan
untuk buah hati, yang paling utama adalah perhatian orangtua. Memberikan
perhatian bukan melulu selalu menanyakan PR dan PR dan bagus jeleknya tulisan
mereka. (setau saya bagus jeleknya tulisan tangan tidak berpengaruh terhadap
masa depan anak, kecuali kalau orangtuanya menginginkan anaknya jadi juru
tulis, dan profesi tersebut sudah lama tidak ada :P).
Sebagai orang tua, bermainlah bersama
mereka dan masukilah dunia mereka karena dengan demikian secara psikologis akan
membuat anak tetap dekat dengan orangtuanya.
6 6.
Jadilah
Teladan untuk anak-anakmu
Beberapa fenomena yang saya temui
adalah orangtua sering menuntut anaknya untuk mengerjakan shalat lima waktu
namun dia sendiri tidak mengerjakannya.
Anak belajar dari lingkungan keluarga,
maka jadilah teladan dan panutan sehingga kebaikan-kebaikan yang dilakukan oleh
orangtua langsung dapat diterapkan anak.
Saran saya, jangan malu untuk
bertingkah konyol layaknya anak usia 7 tahunan, jangan ragu bermain pasir
bersama mereka ketika berlibur di pantai, dan jangan ragu menirukan tokoh
kartun yang sedang mereka gandrungi. Mendongenlah untuk mereka dan bacakan
cerita-cerita hikmah karena hal ini jarang mereka dapatkan disekolah.
Nah, kira-kira begitu tips memiih
sekolah dari saya yang belum menjadi orangtua ini :) . Semoga kita bisa menjadi guru dan orangtua bagi anak-anak
kita disekolah dan dirumah
#ODOP